Kategori Guru Analitycal Observer (guru yang suka
kritik)
Guru yang suka kritik
memiliki ciri-ciri tingkat tanggung jawab dan komitmen rendah tetapi tingkat
berpikir abstrak tinggi. Guru seperti ini pandai, mempunyai kemampuan
berbicara yang tinggi, selalu mencetuskan ide-ide besar tentang apa yang bisa
dikerjakan dikelas dan secara keseluruhan di sekolah. Ia bisa mengajukan idea
tau rencana-rencana besar secara gambling dan memikirkan langkah-langkah
pelaksanaannya demi tercapainya program itu, tetapi jika diberi tugas ia tidak
mau menerima, guru seperti ini disebut pengamat yang analitik (analytical
observer), sebab ide-idenya tidak terwujud. Ia tahu apa yang harus ia kerjakan
tetapi tidak bersedia
mengorbankan waktu, tenaga dan perhatian khusus untuk melaksanakannya. Kelemahan guru ini masih kurang dalam
mengimplementasikan kemampuan yang dimilikinya atau dengan kata lain guru analytical
observer adalah guru yang mempunyai
daya abstrak tinggi tetapi daya komitmen rendah.
Untuk
guru tipe analytic observerakan lebih sesuai jika diberikan supervisi dengan
tipe training and guidance. Supervisi tipe training and guidence sangat sesuai
jika diterapkan kepada guru-guru yang memiliki kapasitas intelektual yang
tinggi tetapi kurang dalam penerapan dalam perencanaan maupun dalam pengelolaan
pembelajaran, karena supervisi jenis ini lebih banyak memberikan terapan
latihan dan bimbingan. Kebaikan dari supervisi ini adalah bahwa pihak yang
disupervisi akan selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari supervisor.
Sehingga kelemahan pihak yang disupervisi dalam mengimplementasikan kemampuanya
akan diminimalisasi karena ia akan terus mendapatkan bimbingan dan latihan dari
supervisornya.
Penanganan guru analytical observer adalah dengan psikologi
kognitif, pendekatan kolaboratif, dan metode dialosis. Psikologi kognitif
beranggapan bahwa belajar adalah hasil perpaduan antara interaksi kegiatan
individu dengan lingkungan dan pada gilirannya pengaruh lingkungan itu
membentuk aktivitas pribadi tiap individu. Guru terbentuk karena adanya perkembangan
dari perpanduan anatara faktor eksternal dan faktor internal. Perilaku
pembinaan yang dapat dilakukan adalah denga pendekatan kolaboratif yaitu menyajikan,
mejelaskan, mendengarkan, memcahkan masalah, dan negosiasi.
Categories:
0 komentar:
Posting Komentar